Halo LSiS’ers!

Hari ini, 17 April 2016, diperingati sebagai Hari Hemofilia Sedunia. Mungkin teman-teman LSiS’ers sudah pernah mendengar tentang hemophilia sebelumnya. Ya, Hemofilia merupakan gangguan pembekuan darah yang diturunkan secara genetis. Sebelum membahas hemophilia lebih lanjut, kita bahas terlebih dahulu pembekuan darah.

Pembekuan darah, yang dalam bahasa medis disebut koagulasi, adalah sebuah proses dalam system peredaran darah untuk menghentikan pendarahan. Koagulasi biasanya terjadi saat penambalan dinding yang rusak akan dilakukan oleh keeping darah, biasanya terjadi setelah luka. Ada beberapa faktor yang membantu proses koagulasi darah, yang sering disebut dengan Faktor Anti Hemofilia (AFH). Gangguan koagulasi yang disebabkan oleh kekurangan faktor AFH inilah yang disebut hemofilia.

Menurut Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia, ada dua jenis hemofilia, yaitu hemofilia A dan hemofilia B. Hemofilia A terjadi jika seseorang kekurangan faktor VIII, sementara hemofilia B terjadi jika seseorang kekurangan faktorIX.

Penurunan Genetis Hemofilia

Seperti yang disebutkan di awal, gangguan hemophilia dapat diturunkan secara genetis, yaitu melalui kromosom kelamin X.Skema di bawah ini menunjukkan beberapa kasus penurunan sifat hemofilia.Capture1

Kasus (a) adalah kasus saat seorang pria yang terkena hemophilia menikah dengan seorang wanita yang tidak terkena hemofilia. Terlihat bahwa jika anak yang lahir berjenis kelamin perempuan, maka ada 100% kemungkinan anak tersebut menjadi karier hemofilia, yaitu pembawa sifat hemofilia. Sedangkan jika anak yang lahir berjenis kelamin laki-laki, maka ada 100% kemungkinan anak tersebut tidak terkena hemofilia.

Kasus (b) adalah kasus saat seorang pria yang tidak terkena hemophilia menikah dengan seorang wanita karier hemofilia. Terlihat bahwa jika anak yang lahir berjenis kelamin perempuan ataupun laki-laki, ada 50% kemungkinan anak tersebut terkena hemofilia (untuk laki-laki) atau 50% kemungkinan anak tersebut menjadi karier hemofilia (untuk perempuan).

Kasus (c) adalah kasus saat seorang pria yang terkena hemophilia menikah dengan seorang wanita karier hemofilia. Terlihat bahwa ada masing-masing 25% kemungkinan anak yang lahir adalah laki-laki yang tidak terkena hemofilia, laki-laki yang terkena hemofilia, perempuan karier hemofilia, dan perempuan yang letal. Yang dimaksud letal di sini adalah anak yang lahir besar kemungkinan akan meninggal sebelum tumbuh besar.

Capture2

Sumber: Sembiring, Langkah, et. al.,2009, Biologi: Kelas XII untuk SMA/MA, Jakarta: Intan Pariwara.

Salah satu contoh penurunan hemofilia yang terjadi dalam sejarah adalah pada zaman Ratu Victoria dari Inggris. Ratu Victoria yang menjadi karier hemophilia menurunkan sifat hemophilia kepada beberapa pangeran Inggris, yang menyebabkan kematian sebagian dari mereka di usia muda karena pendarahan.

Apakah kita menderita hemofilia?

Nah, bagaimana untuk mengetahui kalau kita terkena hemofilia? Menurut dr. Dewi Ema Anindia pada situs klikdokter.com, salah satu ciri-ciri hemofilia yang paling terlihat adalah pendarahan pada sendi-sendi utama (lutut, siku, pergelangantangan / kaki)saat terbentur sesuatu. Pendarahan tersebut juga dapat menyebabkan nyeri dan pembengkakan, sehingga sendi tidak dapat digerakkan. Jika hal tersebut terjadi, usahakan jangan menggerakkan bagian yang mengalami pendarahan tersebut. Selain itu, mengompres dengan kompres es dapat mengurangi rasa nyeri dan mengurangi pembengkakan. -Mu’ammar Musa-

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.